September
Tertatih setiap langkahnya
Melebur disetiap jaraknya
Tertidur beralaskan rindu
Menyelimuti realita yang bermaya
Senja datang dengan keindahannya
Entah bagaiman menikmatinya diantara
Khawatir dan rindu
Malam terhias bintang yang terbias
Akan perubahan yang tak berkompromi
Jika skenario mu sedang membiasakan
Sesuatu hal yang sedang berjalan menyakitkan
Perlahan, akan selalu mnyakitkan
Pengorbanan seperti apa lagi
Untuk menyatakan bahwa segalanya sudah dikorbankan
Bukan tentang masa depan
Tapi tentang waktu yang sedang ku gadaikan dengan hal yang menurutku benar.
Kuruntuhkan setiap tembok yang kau bangun
Semakin tinggi menyentuh langit
Sejenak ku istirahatkan rindu yang terlilit oleh jarak
Entah pengabdian apa yang sedang ku jalani
Setiap waktu selalu terluangkan untuk
Memikirkan bagaimana tembok itu tak terbangun dengan cepat.
Tak bergairah akan segala yang telah dijalani
Bukan tak bersyukur namun, ada hal yang pergi perlahan
Tak mengucap sapa
Tak memberi salam
Tak membaca cerita
Bergantung pada harap
Mencemaskan,
Kesunyian tak mau beranjak pergi
Entah, waktu yang akan datang membawa setiap detiknya penjelasan.
Pada akhirnya semua ini
Akan berujung pada keterasingan
Yang sudah berjalan di belakang dengan jarak
Linglung akan segala hal yang sedang terjadi
Anggap saja ini sebuah hadiah dari dia
Dan tujuan bukan lagi hal indah
Segala yang sedang di usahakan
Hanyalah keresehaan yang dirasakannya
Bukannya membantu
Malah menyakitinya dan membebankan,
Perasaan hanya menyakiti dan bertanya
Apa yang sedang diberjuangkan ?
Apa yang sedang dilakukan?
Apa yang sedang terjadi ?
Sedang melalui hal apa ?
Sedang merasakan apa ?
Telinga yang terbiasa mendengarkan
Mata yang terbiasa membacakan segala resahnya
Bahu yang terbiasa Menjadi sandarannya
Tangan yang terbiasa mengahapus air matanya
Jemari yang terbiasa menyapa setiap waktu
Beberapa bulan ini, hal yang biasa menjadi bias , menjadi berjarak ,
Entah bagaimana harus membiasakannya.
Tersiksa akan sikap dan pikirannya
Tapi setiap harinya selalu terpikirkan bagaimana bisa menembus dan mengakhiri kebiasaan yang sedang dimulainya.
Semoga kamu kembali seperti awal saling mengenal.
Sejenak, menghela nafas yang terasa hampa
Entah, perjalanan ini berada di persimpangan mana
Setiap hari, memainkan drama seolah tak ada apa apa
Termenung akan apa yang sedang dilakukan
Tersadar, seolah tak berterima kasih akan hal yang sedang di perjuangkan
Kini berada pada posisimu di kala itu
Menyelamatkan tanpa mengeluh
Segalanya bisa terlewati dengan sabar.
Apa yang sedang diri ini lakukan ?
Membiarkan kamu menjalani sendiri,berjuang sendiri, terjatuh sendiri, dan merasakan kegagalan sendiri.
Maafkan aku yang tak bisa menyelamatkanmu dari apa yang sedang bergelut pada pikiranmu.
Ada suatu waktu
Dimana semua kekhawatiran terwujud
Disaat aksara tak lagi terungkap
Disaat rindu mulai memendam
Disaat intensitas harus redup
Disaat jarak mulai berperan dengan sungguh
Disaat setiap malam hanya bersimpuh di antara air mata dan doa
Dan, waktu itu datang di lini masa sekarang.
Aku sedang berada di titik
Aku tak ingin di titik ini
Komentar
Posting Komentar