TUHAN : DIA & MEREKA : KELUARGA
Aku adalah insan yang
sedang melangkah dari kehilangan yang begitu menyakitkan membuat keterpurukan
selalu berada disetiap fikiran dan emosi. Begitu mudah ketika lisan berbicara
tentang harus bangkit dan membuat dia bahagia dengan semangat yang membara. Mereka
tak merasakan betapa tersiksa menikmati kehilangan sosok yang selama ini selalu
memberikan waktunya tanpa melihat dia sakit,lelah,marah,sedih dan senang.
Begitu syaduh ketulusan yang dia berikan kepada aku insan yang belum memiliki
pandangan tentang kejamnya kehidupan. Dia memberikan sepenuhnya agar jiwa ini
tak haus dengan kasih sayang,perhatian yang tulus dari jiwa yang begitu
berperan penting dalam proses pendewasaannya.
Aku
merasa bahwa saat itu aku adalah orang yang begitu beruntung dan tak kekurangan
apapun, setiap hari aku nikmati semuanya dengan dia. Ketika sakit merenggut
segala ketangguhannya, tapi dia selalu menunjukkan bahwa dia tidak lagi
berjuang melawan sakitnya, berjalan seperti biasanya dan ketika waktu
memperparah rasa sakitnya, aku yang tak tahu harus bagaimana tapi berusaha
untuk merawatnya dengan sepenuh hati seperti dia merawat aku. Suatu waktu
ketika dia tidur di ranjang yang berada di suatu ruangan, aku terbangun ketika kata
hanya mampu diisyaratkan lewat air hujan yang turun dari mata dan lisan tak
mampu mengucapkan dengan jelas oleh orang-orang yang berada di ruang tersebut.
Aku
bingung dengan semua yang terjadi, ketika jiwa lain menghampiriku memeluk dan
mengucapkan “ Kamu yang sabar dan ikhlas, Bapak sudah tidak ada , ambil alquran
bacakan ayat ayat suci alquran ketelinga bapak, biar bapak bahagia dan tenang
disana”. Saat itu juga aku melakukan hal yang disuruh jiwa tersebut dengan air
mata yang tak kuasa aku tahan,sambil membacakan ayat ayat alquran dan sambil
mengingat kembali waktu bersama. Sebelum dia meningglkan aku dan keluarga kecil
dia , beberapa jam sebelum dia meninggalkan keluarga kecilnya dia berkata “
bapak sudah sembuh,dan besok udah pulang kerumah” (ketika mendengar penjelasan
dari dokter kalau semuanya sudah normal,berangsur membaik dan diperbolehkan
pulang).
Ketika berbagai prosesi dilakukan dari
memandikan,mengkafani,dan menghantarkan dia ke tempat peristirahatan yang
terakhir, aku mulai termenung,menutup diri dari semuanya dan merasakan setiap
harinya rasa sayang,perhatian,pelukan dan ciuman dari dia mulai tak terasa.
Seiringnya waktu aku mengikuti alur kehidupan yang Tuhan berikan. Aku selalu
berkelana dari jiwa ke jiwa yang lainnya hanya untuk mendapatkan Kasih
Sayang,Perhatian dan pelukan yang telah menghilang tapi yang aku dapat hanya
belaskasihan dan rasa peduli saja. Tak banyak yang tahu kenapa aku bisa
bertindak seperti ingin selalu melindungi orang – orang yang aku
kenal,memberikan sepenuhnya rasa sayang dan waktu aku, karena pada saat itu
juga aku tidak ingin menambah rasa sakit yang aku rasakan ketika orang yang aku
kenali perlahan meninggalkan aku,pada saat itu juga aku merasakan kembali masa
dimana kau kehilangan orang yang aku sangat sayangi.
Aku adalah insan dengan sejuta keburukan yang sangat melekat
pada diri aku. Pada saat peristiwa tersebut, aku menemukan orang-orang yang
menurut aku mereka adalah keluarga, dimana mereka selalu memberikan kasih
sayang dan perhatian yang tak kudapat dari keluarga kecilku setelah dia berada
tenang disurga. Aku selalu mengikuti kemauan mereka, dan melakukan hal yang
sama seperti mereka seperti minum-minuman yang bersoda,alkohol dan
mencampurnya,berlangsung selama bertahun-tahun.
Yang kurasakan hanya keringanan beban hidup,melampiaskan semua masalah yang aku hadapi,
ketika aku menjadi sasaran yang begitu asik untuk melampiaskan segala emosinya.
Sempat merasa iri dengan sekeliling aku yang begitu syahdu menikmati kasih
sayang dari keluarga yang utuh, ataupun sama seperti kisah aku yang tak
memiliki salah satu orang tua ataupun tidak memiliki dua-duanya,tapi mereka
masih bisa merasakan hamonisnya keluarga kecil tersebut,masih mendapatkan kasih
sayang dan perhatian yang lebih. Pada saat aku sudah mulai beranjak pergi dari
kota kecil kelahiranku itu, aku kembali berkelana sana sini untuk mencari jiwa
pengganti Dia yang tulus memberikan segalanya.
Suatu
ketika aku dipertemukan oleh Dia yang seketika terlintas dibenak aku,bahwa ini
jiwa yang selama ini aku cari. Dia orang yang berani mengobrak abrik dunia aku
secara cepat, mengubah semuanya dan memberikan yang selama ini aku butuhkan.
Saat itu juga, aku kembali menemukan kehidupan aku yang mulai perlahan bangkit
dari keterpurukan, melakukan segalah hal hanya untuk Dia. Aku berikan segalanya
dengan tulus, aku akan merasa sangat sakit ketika dia merasakan kesedihan,sakit
atau apapun yang mengganggu dia. Aku melakukan apapun itu semua karena aku
ingin menunjukkan kalau aku adalah orang yang bisa diandalkan,berguna dan
dibutuhkan. Aku begitu sangat menyanyangi Dia, tidak ingin mensia-siakan waktu
yang terus berjalan dan aku tidak ingin merasakan rasa kehilangan tersebut
(Lagi). Aku selalu berdoa, jika jalan takdir aku harus kembali merasakan
kehilangan, aku ingin Tuhan merubahnya dan mengambil nyawa yang ada di diri
aku.
Aku
tak peduli lagi tentang semua hal yang ada di dunia ini, aku masih bertahan
diatas kepiluan ini karena Dia dan keluarga aku. Aku melakukan semua ini hanya
untuk mereka, tak pernah ku pedulikan betapa sakit,lelah,dan pilunya kehidupan
aku. Aku hanya berguna untuk mereka,menabung segala aspek untuk kebahagian
mereka di masa depan ketika aku tidak lagi berada di samping mereka.
Jika aku terlebih dahulu meninggalkan kalian, aku akan selalu menitipkan kalian pada Tuhanku.karena aku percaya DIA akan menjaga kalian dengan sangat baik melebih aku. aku sangat sayang dan merindukan kalian.
Komentar
Posting Komentar