Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

PANTAS?

Menjadi pecandu bukanla hal yang hebat ataupun untuk mencari suatu kedudukan Jika kalian melihat kami melangkakan kaki kita ke lubang hitam hanya untuk di lihat sebagai orang hebat,pemberani,tidak memiliki rasa takut,kuat dan memiliki kedudukan itu hanya untuk mengelabui semua orang agar kita tak tertindas seperti di tempat nyaman kita. Kita menjadi seperti itu hanya ingin untuk di dengar,dimengerti dan di hargai. Sebenarnya pecandu/junki seperti kita tidak seperti yang kalian lihat cover, kita melangkakan kaki di lubang ini adalah orang yang rapuh,cengeng,tidak pernah didengar,tidak pernah di perhatikan ,tidak mendapatkan seperti yang kalian dapat di keluarga dan sahabat/teman terdekat yang selalu membuat kalian bahagia, dan yang kita tahu hanya penindasaan,keasingan,stigma negative,dan caci hinaan dari mulut orang berpendidikan dan memiliki background yang sangat baik. Niat melangkah meninggalkan lingkaran itu sangat sulit bagi kita, di dalam proses kita pernah mengalami terjatuh...

Denyut

Gambar
....................

RASA

Tak tahu harus merangkai aksara dari rasa dan pikiran Hanya diam dan menelan kenyataan yang melawan ego Seberapa tahan disaat pakaian akan merusak sekujur tanah.

Bias

Sekarang kedua keegoisan yang perlahan mebias biaskan kebiasaan.

kalimat

Aksara ini tak berarah menyusun kalimatnya Kalimat tersusun dengan tersirat Tersirat tersampaikan pada angin yang tersurat Jika setiap kemalangan harus berujung pada kehilangan.                                                                  -HM- 16oktober 2016

Jarum Berawan

Jarak setiap jarak diantara aksara menyatuh mengungkapkan makna tersirat dari rangkaian kalimat Melengkapi kegundahan abu yang berbercak bara Detik jarum yang pada saat ini sangat menyiksa setiap detakannya Betapa malam sunyi diantara dingin yang berawan. -HM- 16 oktober 2018

Jarak

Jika waktu ini menuntun kita pada murung dan pikiran ini harus menelan tentang keegoisan Kenapa harus menyiksa jiwa yang tak pernah memiliki rasa menyakiti Disaat lara harus berseduh dengan hitam putihnya jarak Tersungkur diterpa posesifnya hati yang terbakar ego. -HM-  16 oktober 2018

JARAK TAK BERTUAN

Sejuk embun yang menyejukan setiap mata hati dan jiwa Yang haus akan kesejukan temu yang berparas aroma yang begitu merindu didalam peluk Hijau tak beralaskan gersang yang megkikis percaya Tak berarah begitu egois menyetubuhi hati dan fikiran Jarak yang terbentang menyiksakan setiap firasat berselimutkan mendung tak bersinar diantar rintik hujan yang menenangkan setiap tetesnya terlantun doa yang tak pernah putus untuk kita yang sedang diuji lagi dengan jarak yang tak bertuan. Bogor, 15 oktober 2018